Pada hari itu seorang gadis terlambat masuk sekolah setelah melewati
pekan liburan. Gadis itu bernama Evita Wulandasari Bunga Zainal siswa
dari SMA ternama di jakarta. Saat sampai di sekolahnya dia bertemu
dengan sahabatnya, sahabatnya bernama Sania Claudya Putri mereka
bersahabat dari SMP. Evita dan Sania masuk ke kelas mereka yang
kebetulan sekelas di kelas XI-2 ipa.
“Hey gimana liburan lo?” Tanya Sania.
“bete gak ngapa-nggapain di rumah doang” jawab Evita dengan malas.
Kring! Kring tanda bel masuk.
“Pagi anak-anak” sapa wali kelas Evita dan Sania.
“pagi bu” balas semua murid.
“hari ini kita kedatangan murid baru” kata Bu Kasih wali kelas mereka.
“silahkan perkenalkan diri kamu” tukas Bu Kasih kepada anak baru itu.
“baik bu” balas anak baru itu.
“Hi guys nama gue Kevianno Putra kalian boleh panggil gue Kevin atau Putra. Gue pindahan dari pekan baru oke salam kenal guys” kata anak baru itu.
“Baik Kevin kamu duduk di sebelah Evita” kata Bu Kasih sambil menunjuk bangku kosong yang berada di samping Evita.
“baik bu” balas Kevin lalu berjalan menuju meja yang ditunjuk Bu Kasih.
“Hi gue Kevin, nama lo siapa?” Sapa Kevin setelah duduk di samping Evita.
“gue Evita” jawab Evita dengan jutek.
“oke, eh Evita nanti temenin gue muter-muter sekolah ini ya.” balas Kevin.
“gak gue sibuk” balas Evita denga malas.
“please..” kata Kevin dengan wajah melasnya.
“oke-oke tapi jangan ganguin gue” balas Evita dengan sangar.
“sip bu” balas Kevin.
Kring! Kring! tanda bel istirahat berbunyi.
“Ayo” kata Kevin kepada Evita, Evita mengernyit bingung.
“kemana?” Balas Evita.
“kan lo mau anterin gue muter-muter nih sekolah” balas Kevin, Evita memutar bola matanya.
“ya udah ayo buru” balas Evita dengan malas.
Pada saat muter-muter sekolah Evita dan Kevin saling bercanda akhirnya Evita dan Kevin jadi akrab.
“Ternyata lo orang nya asyik juga ya” kata Evita.
“iya dong” balas Kevin sambil nyengir lebar. Dan Evita menjadi dekat dengan Kevin hari demi hari Evita dan Kevin lewatkan bersama-sama.
Pada suatu hari Kevin menyatakan perasaan nya kepada Evita.
“Vit sebenernya pas gue lihat lo gue udah ngerasain yang beda dan sekarang gue tahu apa rasa yang beda itu adalah rasa cinta. Lo mau gak jadi orang spesial di hati gue?” Kata Kevin. Evita mengangguk malu. Kevin memeluk Evita bahagia. “makasih ya. Aku cinta, sayang, suka banget sama kamu” ungkap Kevin, Evita menganguk tersenyum bahagia.
Hari-hari mereka berdua mereka lewati dengan bahagia tanpa ada yang tersakiti. Tiba-tiba pada saat Evita dan Kevin jalan bareng Kevin pingsan dan hidungnya berdarah dan Kevin dibawa ke rumah sakit terdekat Evita sudah mengghubungi kedua orangtua Kevin dan orangtua Kevin sedang bersama Evita di ruang tunggu. Evita melamun dan dokter ke luar dari ruangan orangtua Kevin langsung menanyakan keadaan Kevin.
“dok gimana keadaan anak saya?” Tanya Mama Kevin.
“bisa kita bicara sebentar” balas dokter orangtua Kevin mengangguk dan menghampiri Evita.
“Evita tante ke ruangan dokter dulu ya” kata Mama Kevin.
“iya tante” balas Evita.
Setelah ditinggal Evita menangis sambil berdoa. Mama Kevin sudah kembali dengan linangan air mata, Evita langsung bertanya pada mama Kevin.
“Tante Kevin sakit apa?” Tanya Evita Mama Kevin jawab.
“Kevin cuma demam kecapean kok nak” balas mama Kevin, dalam hati Evita bernapas lega.
Kevin sudah sembuh dan berangkat sekolah pada saat Kevin tahu tentang penyakit dia, dia ingin segera putus dengan Evita bukan karena Kevin tidak cinta lagi dengan Evita tetapi karena Kevin tidak mau melihat Evita sedih karenanya makanya hari ini Kevin membuat rencana dan meminta Sania sahabat Evita membantunya, Kevin sudah cerita dengan Sania, Sania sangat prihatin makanya Sania membantu Kevin.
Kring! Kring! bel pulang berbunyi. Sesuai rencana hari ini Kevin putus dengan Evita rasanya Kevin berat sekali dengan keingginannya, hari ini Evita ada ekskul musik kebetulan anak musik biasanya membawa alat musik masing-masing cuma Evita yang menaruh alat musiknya di ruang musik dengan alasan katanya malas bawa pulangnya. Pada saat Evita berjalan dengan sesuai rencana Kevin akan memegang tangan Sania yang membuat Evita salah paham dan benar terjadi Evita melihat dia memutuskan hubungannya dengan Kevin.
“vin kamu sama Sania selingkuh, kamu jahat vin pantes saja kamu selalu kacangin aku, kalau kayak begini mendingan kita putus aja vin!” ungkap Evita sambil menangis. Sebenernya dalam hati Kevin juga menangis tapi apa daya dia harus melakukannya.
“hahaha emang menurut kamu aku pacaran sama kamu serius? Enggak Vit karena aku cuma cinta sama Sania. Kalau lo mau putus silahkan gue gak perduli?” Balas Kevin, Evita menangis keras-keras lalu pergi dari hadapan Kevin dan Sania lalu Kevin menitipkan sesuatu buat Evita sambil menangis.
“gue nitip ini sama lo ya San gue yakin besok gue gak bakal di sini lagi untuk selamanya” sambil tersenyum pahit Kevin pergi dan meninggalkan Sania. Sania sangat merasakan kesedihan 2 sahabatnya itu dia tahu bahwa mereka saling mencintai dengan tulus.
Paginya Evita di sekolah dia melihat ke mading dan di sana banyak tulisan-tulisan.
“Kevin tenang ya di sana lo sahabat gue yang paling gue sayang.
Dear Sania”
Evita langsung lari sekencang kilat ke kelas saat ia di bangku dia melihat ada kertas dia atas bangku Kevin lalu Evita buka yang tertulis
“bye bye sayang maafin aku ya aku gak bermaksud kok see you later babe.
Love,
Kevin”
Evita langsung ke Sania dan menanyakan yang sebenarnya.
“San ini ada apa sih? Kevin emangnya kenapa?” Tanya Evita bertubi-tubi.
“Ke… kevin meninggal Vit yang kemaren itu dia bikin rencana mutusin lo gara-gara dia gak mau lo sakit hati ataupun sedih karena dia” balas Sania.
“Tapi kenapa dia gak bilang sama gue? dia kok bisa meninggal?” Balas Evita sambil menangis.
“Gue gak tau Vit, dia meninggal gara-gara punya penyakit kanker otak” balas Sania yang tiba-tiba sudah menangis.
“Vit pemakamannya besok lo ikut ya” kata Sania.
“iya San” balas Evita lalu diam dan menangis.
Besok hari pemakaman sudah selesai lalu Sania memberi titipan yang diberikan Kevin padanya.
“ini pas rencana itu dia bilang gue harus ngasih ini ke lo” Sania dan Evita langsung bagun dari pemakaman itu.
“sampai ketemu lagi my love prince aku pasti kangen banget sama kamu” kata Evita ke pemakaman Kevin.
Saat sampai di rumah Evita membuka barang yang diberi Kevin kepadanya isinya kalung liontin, album foto mereka berdua, dan buku diary disertai surat dari Kevin yang berisi.
“Dear Evita,
Hi, cantik kamu senyum ya, kalau kamu udah baca surat ini berarti aku sudah gak ada. Aku cinta banget sama kamu, yang Sania sama aku lupain aja ya itu cuma bercanda. Walaupun aku gak ada di dunia tapi aku selalu ada di hati kamu selamanya, and jangan lupain kenangan kita ya aku selalu hidup bersamamu. Ingat!!! Jangan nangis, senyum. Ku tunggu kau di sini. I LOVE YOU my princess lovely
Love,
Kevin”
Evita menangis sejadi-jadinya tapi dia berhenti menangis lalu tersenyum dia ingat pesan Kevin dia tidak boleh menangis. “Aku cinta sama kamu Kevin sampai kapan pun mungkin selamanya dan kenangan kita selalu aku simpan menjadi kenangan terindah dan terpahitku” batin Evita.
The End
“Hey gimana liburan lo?” Tanya Sania.
“bete gak ngapa-nggapain di rumah doang” jawab Evita dengan malas.
Kring! Kring tanda bel masuk.
“Pagi anak-anak” sapa wali kelas Evita dan Sania.
“pagi bu” balas semua murid.
“hari ini kita kedatangan murid baru” kata Bu Kasih wali kelas mereka.
“silahkan perkenalkan diri kamu” tukas Bu Kasih kepada anak baru itu.
“baik bu” balas anak baru itu.
“Hi guys nama gue Kevianno Putra kalian boleh panggil gue Kevin atau Putra. Gue pindahan dari pekan baru oke salam kenal guys” kata anak baru itu.
“Baik Kevin kamu duduk di sebelah Evita” kata Bu Kasih sambil menunjuk bangku kosong yang berada di samping Evita.
“baik bu” balas Kevin lalu berjalan menuju meja yang ditunjuk Bu Kasih.
“Hi gue Kevin, nama lo siapa?” Sapa Kevin setelah duduk di samping Evita.
“gue Evita” jawab Evita dengan jutek.
“oke, eh Evita nanti temenin gue muter-muter sekolah ini ya.” balas Kevin.
“gak gue sibuk” balas Evita denga malas.
“please..” kata Kevin dengan wajah melasnya.
“oke-oke tapi jangan ganguin gue” balas Evita dengan sangar.
“sip bu” balas Kevin.
Kring! Kring! tanda bel istirahat berbunyi.
“Ayo” kata Kevin kepada Evita, Evita mengernyit bingung.
“kemana?” Balas Evita.
“kan lo mau anterin gue muter-muter nih sekolah” balas Kevin, Evita memutar bola matanya.
“ya udah ayo buru” balas Evita dengan malas.
Pada saat muter-muter sekolah Evita dan Kevin saling bercanda akhirnya Evita dan Kevin jadi akrab.
“Ternyata lo orang nya asyik juga ya” kata Evita.
“iya dong” balas Kevin sambil nyengir lebar. Dan Evita menjadi dekat dengan Kevin hari demi hari Evita dan Kevin lewatkan bersama-sama.
Pada suatu hari Kevin menyatakan perasaan nya kepada Evita.
“Vit sebenernya pas gue lihat lo gue udah ngerasain yang beda dan sekarang gue tahu apa rasa yang beda itu adalah rasa cinta. Lo mau gak jadi orang spesial di hati gue?” Kata Kevin. Evita mengangguk malu. Kevin memeluk Evita bahagia. “makasih ya. Aku cinta, sayang, suka banget sama kamu” ungkap Kevin, Evita menganguk tersenyum bahagia.
Hari-hari mereka berdua mereka lewati dengan bahagia tanpa ada yang tersakiti. Tiba-tiba pada saat Evita dan Kevin jalan bareng Kevin pingsan dan hidungnya berdarah dan Kevin dibawa ke rumah sakit terdekat Evita sudah mengghubungi kedua orangtua Kevin dan orangtua Kevin sedang bersama Evita di ruang tunggu. Evita melamun dan dokter ke luar dari ruangan orangtua Kevin langsung menanyakan keadaan Kevin.
“dok gimana keadaan anak saya?” Tanya Mama Kevin.
“bisa kita bicara sebentar” balas dokter orangtua Kevin mengangguk dan menghampiri Evita.
“Evita tante ke ruangan dokter dulu ya” kata Mama Kevin.
“iya tante” balas Evita.
Setelah ditinggal Evita menangis sambil berdoa. Mama Kevin sudah kembali dengan linangan air mata, Evita langsung bertanya pada mama Kevin.
“Tante Kevin sakit apa?” Tanya Evita Mama Kevin jawab.
“Kevin cuma demam kecapean kok nak” balas mama Kevin, dalam hati Evita bernapas lega.
Kevin sudah sembuh dan berangkat sekolah pada saat Kevin tahu tentang penyakit dia, dia ingin segera putus dengan Evita bukan karena Kevin tidak cinta lagi dengan Evita tetapi karena Kevin tidak mau melihat Evita sedih karenanya makanya hari ini Kevin membuat rencana dan meminta Sania sahabat Evita membantunya, Kevin sudah cerita dengan Sania, Sania sangat prihatin makanya Sania membantu Kevin.
Kring! Kring! bel pulang berbunyi. Sesuai rencana hari ini Kevin putus dengan Evita rasanya Kevin berat sekali dengan keingginannya, hari ini Evita ada ekskul musik kebetulan anak musik biasanya membawa alat musik masing-masing cuma Evita yang menaruh alat musiknya di ruang musik dengan alasan katanya malas bawa pulangnya. Pada saat Evita berjalan dengan sesuai rencana Kevin akan memegang tangan Sania yang membuat Evita salah paham dan benar terjadi Evita melihat dia memutuskan hubungannya dengan Kevin.
“vin kamu sama Sania selingkuh, kamu jahat vin pantes saja kamu selalu kacangin aku, kalau kayak begini mendingan kita putus aja vin!” ungkap Evita sambil menangis. Sebenernya dalam hati Kevin juga menangis tapi apa daya dia harus melakukannya.
“hahaha emang menurut kamu aku pacaran sama kamu serius? Enggak Vit karena aku cuma cinta sama Sania. Kalau lo mau putus silahkan gue gak perduli?” Balas Kevin, Evita menangis keras-keras lalu pergi dari hadapan Kevin dan Sania lalu Kevin menitipkan sesuatu buat Evita sambil menangis.
“gue nitip ini sama lo ya San gue yakin besok gue gak bakal di sini lagi untuk selamanya” sambil tersenyum pahit Kevin pergi dan meninggalkan Sania. Sania sangat merasakan kesedihan 2 sahabatnya itu dia tahu bahwa mereka saling mencintai dengan tulus.
Paginya Evita di sekolah dia melihat ke mading dan di sana banyak tulisan-tulisan.
“Kevin tenang ya di sana lo sahabat gue yang paling gue sayang.
Dear Sania”
Evita langsung lari sekencang kilat ke kelas saat ia di bangku dia melihat ada kertas dia atas bangku Kevin lalu Evita buka yang tertulis
“bye bye sayang maafin aku ya aku gak bermaksud kok see you later babe.
Love,
Kevin”
Evita langsung ke Sania dan menanyakan yang sebenarnya.
“San ini ada apa sih? Kevin emangnya kenapa?” Tanya Evita bertubi-tubi.
“Ke… kevin meninggal Vit yang kemaren itu dia bikin rencana mutusin lo gara-gara dia gak mau lo sakit hati ataupun sedih karena dia” balas Sania.
“Tapi kenapa dia gak bilang sama gue? dia kok bisa meninggal?” Balas Evita sambil menangis.
“Gue gak tau Vit, dia meninggal gara-gara punya penyakit kanker otak” balas Sania yang tiba-tiba sudah menangis.
“Vit pemakamannya besok lo ikut ya” kata Sania.
“iya San” balas Evita lalu diam dan menangis.
Besok hari pemakaman sudah selesai lalu Sania memberi titipan yang diberikan Kevin padanya.
“ini pas rencana itu dia bilang gue harus ngasih ini ke lo” Sania dan Evita langsung bagun dari pemakaman itu.
“sampai ketemu lagi my love prince aku pasti kangen banget sama kamu” kata Evita ke pemakaman Kevin.
Saat sampai di rumah Evita membuka barang yang diberi Kevin kepadanya isinya kalung liontin, album foto mereka berdua, dan buku diary disertai surat dari Kevin yang berisi.
“Dear Evita,
Hi, cantik kamu senyum ya, kalau kamu udah baca surat ini berarti aku sudah gak ada. Aku cinta banget sama kamu, yang Sania sama aku lupain aja ya itu cuma bercanda. Walaupun aku gak ada di dunia tapi aku selalu ada di hati kamu selamanya, and jangan lupain kenangan kita ya aku selalu hidup bersamamu. Ingat!!! Jangan nangis, senyum. Ku tunggu kau di sini. I LOVE YOU my princess lovely
Love,
Kevin”
Evita menangis sejadi-jadinya tapi dia berhenti menangis lalu tersenyum dia ingat pesan Kevin dia tidak boleh menangis. “Aku cinta sama kamu Kevin sampai kapan pun mungkin selamanya dan kenangan kita selalu aku simpan menjadi kenangan terindah dan terpahitku” batin Evita.
The End
0 komentar:
Posting Komentar